Selasa, 18 Maret 2014

Desain Laboratorium Kimia SMA

Desain Laboratorium Kimia SMA
a. Tata Letak Laboratorium Kimia
Laboratorium Ilmu Pengethauan Alam (IPA) khususnya laboratorium kimia, sesuai dengan fungsinya akan menjadi tempat pembelajaran dengan kegiatan khusus. Kegiatan khusus ini, apabila diperinci meliputi beberapa hal yaitu: penerimaan dasar konsep IPA, pengamatan, pengukuran, perbandingan, pengungkapan masalah, pemecahan masalah, penguraian, klasifikasi, pengombinasian, peramalan, percobaan, penyimpulan dan penemuan.
Kegiatan-kegiatan tersebut, tentunya di samping merujuk kepada hasil yang diharapkan, merujuk pula kepada residu yang dihasilkan seperti senyawaan produk, sisa bahan, sisa pengolahan, zat buangan yang kesemuanya digolongkan sebagai sampah. Sampah buangan ini dapat berupa cairan, padatan atau uap atau gas. Apabila macam-macam kegiatan
laboratorium tersebut beserta residunya dikatakan sebagai suatu sistem, maka untuk suatu laboratorium IPA, memerlukan prasyarat tertentu.
Bila memperhatikan hal tersebut, maka prasyarat yang dimaksudkan adalah tata letak yang optimum, utamanya pada sistem penerangan, dan ventilasi. Dengan demikian, hal ini berkaitan erat dengan letak bangunan yang harus diusahakan sedemikian rupa agar ventilasi seminimal mungkin menghadap arah pancaran sinar matahari. Namun tidak akan mudah kiranya menyeragamkan letak laboratorium yang terdapat pada institusi pendidikan yang ada. Hal ini disebabkan karena setiap institusi pendidikan yang ada, ketika membangun laboratorium sudah terikat oleh bentuk dan keadaan komponen-komponen bangunan yang telah dimiliki sebelumnya. Namun demikian bila keadaan sekolah masih mungkin dalam menentukan letak laboratorium yang akan dibangun, perlu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1) Letak terhadap lingkungan
Bila masih memungkinkan, maka letak ideal untuk membangun laboratorium adalah dengan arah “utara-selatan”. Letak demikian erat hubungannya dengan banyaknya sinar matahari yang masuk dan berkaitan dengan pemasangan jendela atau jumlah jendela yang diperlukan. Merujuk pada buku penuntun perencanaan yang diterbitkan oleh proyek penyediaan fasilitas laboratorium Sekolah Menengah Atas Kementerian Pendidikan, telah ditentukan persyaratan umum tentang lokasi laboratorium terhadap bangunan sekolah yang telah ada dan lingkungan sekitarnya. Persyaratan tersebut meliputi hal-hal berikut:
a)      Laboratorium tidak terletak di arah angin, hal ini untuk menghindari terjadinya pencemaran udara, gas sisa kimia yang kurang sedap tidak terbawa terbawa angin kedalam ruang-ruang lain. Mengenai tata letak arah utara selatan, diberikan gambaran sebagai berikut:



b)      Letak laboratorium mempunyai jarak cukup jauh terhadap sumber air, hal itu untuk menghindari terjadinya pencemaran air di sekitar tempat tersebut.
c)      Laboratorium harus mempunyai saluran pembuangan sendiri agar menghindari pencemaran sumber air penduduk di sekitarnya.
d)     Letak laboratorium mempunyai jarak yang cukup jauh terhadap bangunan yang lain, hal ini sangat diperlukan agar dapat memberikan ventilasi dan penerangan alami yang optimal. Jarak minimal disyaratkan sama dengan tinggi bangunan yang terdekat, yaitu 3 meter.
e)      Letak laboratorium pada bagian yang mudah dikontrol dalam kompleks sekolah, hal itu erat hubungannya dengan masalah keamanan terhadap pencurian, kebakaran dan hal-hal lain.
2) Letak laboratorium terhadap laboratorium lainya (science’s block laboratory)
Laboratorium-laboratorium IPA khususnya kimia bila letaknya saling berdekatan atau dalam satu area, hal tersebut sangat penting dan menguntungkan kaitannya dengan efektifitas pembelajaran. Karena dapat mengurangi jarak perpindahan siswa dan guru maupun peralatan yang diperlukan. Beberapa sarana dalam beberapa hal dapat dipergunakan bersama, misalnya bengkel dan alat-alat memang harus digunakan bersama. Keadaan yang demikian juga akan mengurangi pembiayaan karena keperluan laboratorium ada yang dapat disederhanakan, antara lain: instalasi listrik, gas, air dan saluran pembuangannya. Demikian pula dalam hal pengaturan tata tertib umum adanya sifat interdisiplin dari laboratorium-laboratorium tersebut mudah diselenggarakan dan dikendalikan.
b. Jumlah dan Luas Ruangan Laboratorium
Laboratorium kimia memang tidak hanya terdiri dari satu ruangan saja, melainkan terdiri atas beberapa ruangan yang memiliki porsi luas dan fungsi masing-masing. Berikut adalah ruangan yang terdapat dalam laboratorium kimia:
1) Ruang untuk kegiatan pembelajaran dan praktikum.
Ruangan ini berisi perlengkapan laboratorium seperti meja, kursi, lemari dan rak. Luas ruangan ini minimal 2,5 m2 untuk setiap siswa. Jadi sebuah ruangan untuk kegiatan belajar mengajar yang harus menampung sebanyak 40 orang siswa diperlukan luas lantai 40 x 2,5 m2 = 100 m2. Ruangan itu dapat berbentuk persegi panjang, misalnya 8 x 13 m2 atau 9 x 11 m2. Bentuk ruang yang sempit dan memanjang memiliki kelemahan, karena jarak antara guru dan siswa dibelakang menjadi jauh.
2) Ruang persiapan
Ruangan ini diperuntukan bagi guru dan petugas laboratorium yang lain (laboran) melakukan persiapan sebelumnya, agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan lancar. Untuk laboratorium yang mempunyai luas 100 m2, sebaiknya memiliki ruang persiapan dengan luas lantai sekurangkurangnya 20 m2. Dengan adanya ruang persiapan ini, maka untuk mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada kegiatan yang akan datang dapat berlangsung tanpa mengganggu kegiatan yang sedang berlangsung pada ruang belajar-mengajar.
3) Ruang gudang
Ruang ini khusus untuk menyimpan alat dan bahan yang akan digunakan. Untuk ruang gedung ini juga diperlukan luas lantai minimal 5 x 4 m2 = 20 m2 , agar dapat menyimpan lemari untuk bahan / zat kimia dan lemari lain untuk menyimpan alat-alat yang tidak boleh dicampur dengan zat kimia, serta rak-rak untuk menyimpan benda / alat lainnya.
4) Ruang gelap
Ruang ini digunakan untuk kegiatan yang memang harus tidak boleh cahaya luar masuk kedalamnya. Misalnya percobaan-percobaan dengan lensa, cermin dan cahaya. Juga digunakan pemrosesan foto. Untuk pemrosesan foto diperlukan ruang yang mempunyai lebar sekurangkurangnya 2,5 m, agar dua siswa dapat bekerja bebas dikedua sisi bak cuci. Demikian pula diperlukan ruang yang sama luas untuk percobaanpercobaan dengan cahaya.
5) Ruang timbang
Ruang ini khusus untuk menempatkan berbagai neraca, terutama neraca halus (analitis) yang memang memiliki ketelitian yang tinggi. Biasanya dilengkapi dengan meja timbang yang permanen (meja beton). Tujuan digunakan meja timbang yang permanen ialah untuk menjaga agar pada saat menimbang meja tidak goyang. Gerakan meja tempat alat timbang pada saat timbangan dipakai sangat mempengaruhi hasil penimbangan. Neraca jangan disimpan didalam ruangan yang digunakan untuk menyimpan zat kimia, kecuali alat timbang/neraca yang kasar. Karena jika neraca halus itu disimpan dalam ruang kegiatan belajarmengajar (laboratorium) akan cepat kotor dan berkarat, sehingga tidak sempurna kerjanya. Dengan demikian hendaknya ruang timbang tidak terbuka langsung dengan laboratorium.
c. Tata Ruang Laboratorium Kimia
Pengaturan tata ruang/batas ruang laboratorium IPA untuk pendidikan
menengah ditentukan dengan hal-hal berikut:
1) Jenis laboratorium
Jenis laboratorium untuk pendidikan menengah diklasifikasikan kedalam laboratorium khusus biologi, laboratorium khusus kimia, laboratorium fisika dan laboratorium terpadu.
2) Penggunaan laboratorium
Mengenai penggunaan laboratorium, ada beberapa aktivitas yang menjadi pertimbangan terhadap tata ruang laboratorium, yaitu: kebutuhan untuk kegiatan secara indivisual, kegiatan secara komunal/kelompok, kegiatan diskusi, dan kegiatan demonstrasi/pengajaran. Dalam laboratorium, umumnya yang banyak mengalami perubahan adalah letak meja siswa dan kursi siswa. Sedangkan perlengkapan lainnya seperti lemari, papan tulis, tidak mengalami perubahan tempat.
Dari uraian tersebut, dapat digambarkan tata ruang laboratorium kimia
sebagai berikut:




Selasa, 11 Maret 2014

BEBERAPA CONTOH PENATAAN LABORATORIUM YANG SALAH



Laboratorium kimia merupakan suatu tempat yang berbahaya, terutama bila kita ceroboh dan kurang pengetahuan. Kehati-hatian dan tidak buru-buru adalah syarat penting yang perlu dimiliki seseorang yang bekerja di laboratorium kimia. Gambaran ini disampaikan tidak dengan maksud untuk menakut-nakuti seseorang yang akan bekerja di laboratorium kimia, namun untuk mengingatkan agar kita senantiasa waspada bila sedang bekerja di dalamnya.
Cara Penyimpanan Bahan Kimia
  • Secara Alfabetis 
  • Berdasarkan Golongan (klasifikasi) 
  • Berdasarkan Kelompok (sifat)
Pedoman Umum Penyimpanan 
  1.      Setelah digunakan dikembalikan di tempat semula
  2.      Dikontrol periodik
  3.      Pertimbangan menyimpan berdasarkan jangkauan untuk menghindari kecelakaan 
  4.      Botol besar disebelah bawah, kecil di atas
  5.      Lemari ditempat khusus
  6.      Disimpan pada tempat yang sesuai dan terpisah (padat, cair, gas, mudah terbakar, higroskopis, mudah menguap)
Cara menyimpan bahan laboratorium IPA dengan memperhatikan kaidah penyimpanan, seperti halnya pada penyimpanan alat laboratorium. Sifat masing-masing bahan harus diketahui sebelum melakukan penyimpanan, seperti :
  1. Bahan yang dapat bereaksi dengan kaca sebaiknya disimpan dalam botol plastik.
  2. Bahan yang dapat bereaksi dengan plastik sebaiknya disimpan dalam botol kaca.
  3. Bahan yang dapat berubah ketika terkenan matahari langsung, sebaiknya disimpan dalam botol gelap dan diletakkan dalam lemari tertutup. Sedangkan bahan yang tidak mudah rusak oleh cahaya matahari secara langsung dalam disimpan dalam botol berwarna bening.
  4. Bahan berbahaya dan bahan korosif sebaiknya disimpan terpisah dari bahan lainnya.
  5. Penyimpanan bahan sebaiknya dalam botol induk yang berukuran besar dan dapat pula menggunakan botol berkran. Pengambilan bahan kimia dari botol sebaiknya secukupnya saja sesuai kebutuhan praktikum pada saat itu. Sisa bahan praktikum disimpam dalam botol kecil, jangan dikembalikan pada botol induk. Hal ini untuk menghindari rusaknya bahan dalam botol induk karena bahan sisa praktikum mungkin sudah rusak atau tidak murni lagi.
  6. Bahan disimpan dalam botol yang diberi simbol karakteristik masing-masing bahan.
Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan dan diterapkan oleh pengguna laboratorium selama penggunaan laboratorium dan untuk tetap menjaga kebersihan laboratorium adalah sebagai berikut :
  • Setiap pengguna lab harus menjaga area tempat kerja/ meja laboratorium dan sekitarnya bersih dan bebas dari barang-barang yang tidak diperlukan untuk praktikum tersebut.
  • Buatlah area tempat kerja dan sekitarnya tetap bersih dan rapih selama praktikum berlangsung sampai pada akhir praktikum. 
  • Jangan  menutup  saluran  wastafel/sink  dengan  sisa bahan praktikum/kotoran. 
  • Jangan melakukan aktivitas yang menghalangi jalan keluar atau peralatan yang berfungsi untuk keadaan gawat darurat.
  • Perhatikan semua alat yang akan digunakan sebelum memulai praktikum, bila ada kerusakan (retak, patah atau lainnya), laporkan pada petugas dan jangan menggunakan peralatan yang rusak untuk praktikum
  • Jangan membuang sisa zat kimia ke dalam wastafel atau tempat sampah.
  • Tempatkan   bahan-bahan   kimia   sisa   pada   tabung khusus sesuai dengan label yang telah diberikan. Jangan mencampurkan buangan zat-zat kimia sembarangan.
  • Buanglah barang-barang yang sudah dipakai seperti pecahan kaca, sarung tangan, kertas tissue, atau alat- alat tajam (shyring, dll), segera pada wadah/kontainer yang disedikan sesuai label yang telah diberikan.
  • Membersihkan ruang kerja dan beberapa fasilitasnya, terutama perabot, seperti meja kerja/praktikum, lemari penyimpanan alat dan bahan juga termasuk ke dalam pekerjaan perawatan fasilitas laboratorium. Perawatan fasilitas laboratorium berupa perabotan relatif mudah dilakukan. Meja kerja dibersihkan dengan kain basah untuk menghilangkan debu dan tumpahan zat.
Dari penjelasan di atas dapat kita ketahui bahwa sangat penting menjaga kebersihan laboratorium selama praktikum sampai dengan praktikum selesai. Terutama dalam penggunaan zat, setelah digunakan harap diletakkan kembali ke tempatnya. Akan tetapi dari foto berikut ini dapat kita lihat bahwa zat-zat yang telah digunakan dibiarkan begitu saja di meja laboratorium dan tidak diletakkan kembali ke tempat yang seharusnya. Adapun zat-zat yang telah digunakan dan tidak disimpan kembali pada tempatnya dapat membahayakan praktikan serta dapat mengganggu aktifitas praktikan seperti tersenggol hingga terjatuh yang mengakibat praktikan terkena dengan zat yang mungkin saja berbahaya. Ataupun zat tersebut dapat mencemari udara karena dapat terhirup oleh praktikan yang lainnya. Hal tersebut akan memperbesar resiko kecelakaan saat praktikum yang dapat membahayakan praktikan yang lainnya. Untuk itu, demi keselamatan dan memperkecil resiko saat praktikum ataupun setelah praktikum, alangkah baiknya jika setelah menggunakan zat dapat dikembalikan atau disimpan ke tempatnya semula yang telah disusun sesuai dengan cara penyimpanan zat.

Untuk memberdayakan laboratorium diperlukan beberapa keterampilan. Salah satu keterampilan tersebut adalah dapat menata, mengadministrasikan, dan menginventarisasi alat dan bahan.
Pengelolaan laboratorium kimia berkaitan dengan pengelola dan pengguna, fasilitas laboratorium (bangunan, peralatan laboratorium, bahan kimia), dan aktivitas yang dilaksanakan di laboratorium yang menjaga keberlanjutan fungsinya.
            Penataan dan penyimpanan alat didasarkan pada keadaan laboratorium yang ditentukan oleh fasilitas, susunan laboratorium, keadaan alat, dan kepentingan pemakai ditentukan berdasarkan kemudahan dicari dan dicapai, serta keamanan dalam penyimpanan dan pengambilannya. Berdasarkan keadaan alat, maka alat dapat dikelompokkan atas jenis alat, jenis bahan pembuat alat, seberapa sering alat tersebut digunakan, atau jenis percobaan.
       Alat dan bahan yang ada hendaknya diletakkan ketempat semula setelah selesai digunakan dan dibersihkan sehingga tetap awet dan tidak mengundang terjadinya bahaya.
Penyimpanan peralatan harus memperhitungkan pula pola penggunaan, untuk alat-alat yang tingkat penggunaannya tinggi sebaiknya disimpan pada tempat yang paling depan atau mudah untuk dijangkau, sedangkan untuk peralatan yang jarang dipakai simpan pada tempat yang lebih jauh.
Aspek lain dari penyimpanan adalah kondisi khusus dari alat-alat tertentu, seperti elektroda pH meter yang harus selalu berada dalam kondisi tercelup pada larutan garam jenuh (KCl) atau setidaknya dengan aquades. Bila dibiarkan kering elektroda gelas mudah rusak atau kehilangan sensitifitas.







Dapat kita lihat pada susunan rak di atas, di mana tata letak ataupun susunannya tidak teratur, seharusnya bagian corong di gabungkan dengan bagian corong, bagian elemeyer di gabungkan dengan elemeyer begitu pun dengan yang lain, dan tata letaknya harus seimbang supaya jika waktu mendorong zat, zatnya ataupun alatnya tidak berantakan dan jatuh, intinya tata letak alat-alat atau pun zat pada meja dorong tersebut harus dirapikan berdasarkan bentuk, dan ukurannya.


Laboratorium merupakan salah satu sarana yang digunakan didunia pendidikan dan kesehatan. Didalam laboratorium ada banyak kita tahu alat-alat dan bahan-bahan yang harus mendukung praktikan untuk dapat melakukan setiap percobaannya.Agar dapat melakukan praktikum di laboratorium banyak praktikan yang mengharapkan kondisi ruangan yang bersih, air yang steril, alat dan bahan yang lengkap.Namun melihat kondisi seperti gambar diatas sepertinya apa yang diinginkan oleh praktikan sangat jauh dari harapan. Seperti contoh bak untuk mencuci alat dan bahan serta mencuci tangan setiap praktikan melakukan praktikum. Dimana bak kecil yang ada di laboratorium sepertinya tidak pernah digunakan atau jarang dibersihkan oleh praktikan yang melakukan praktikum.