Selasa, 11 Maret 2014

BEBERAPA CONTOH PENATAAN LABORATORIUM YANG SALAH



Laboratorium kimia merupakan suatu tempat yang berbahaya, terutama bila kita ceroboh dan kurang pengetahuan. Kehati-hatian dan tidak buru-buru adalah syarat penting yang perlu dimiliki seseorang yang bekerja di laboratorium kimia. Gambaran ini disampaikan tidak dengan maksud untuk menakut-nakuti seseorang yang akan bekerja di laboratorium kimia, namun untuk mengingatkan agar kita senantiasa waspada bila sedang bekerja di dalamnya.
Cara Penyimpanan Bahan Kimia
  • Secara Alfabetis 
  • Berdasarkan Golongan (klasifikasi) 
  • Berdasarkan Kelompok (sifat)
Pedoman Umum Penyimpanan 
  1.      Setelah digunakan dikembalikan di tempat semula
  2.      Dikontrol periodik
  3.      Pertimbangan menyimpan berdasarkan jangkauan untuk menghindari kecelakaan 
  4.      Botol besar disebelah bawah, kecil di atas
  5.      Lemari ditempat khusus
  6.      Disimpan pada tempat yang sesuai dan terpisah (padat, cair, gas, mudah terbakar, higroskopis, mudah menguap)
Cara menyimpan bahan laboratorium IPA dengan memperhatikan kaidah penyimpanan, seperti halnya pada penyimpanan alat laboratorium. Sifat masing-masing bahan harus diketahui sebelum melakukan penyimpanan, seperti :
  1. Bahan yang dapat bereaksi dengan kaca sebaiknya disimpan dalam botol plastik.
  2. Bahan yang dapat bereaksi dengan plastik sebaiknya disimpan dalam botol kaca.
  3. Bahan yang dapat berubah ketika terkenan matahari langsung, sebaiknya disimpan dalam botol gelap dan diletakkan dalam lemari tertutup. Sedangkan bahan yang tidak mudah rusak oleh cahaya matahari secara langsung dalam disimpan dalam botol berwarna bening.
  4. Bahan berbahaya dan bahan korosif sebaiknya disimpan terpisah dari bahan lainnya.
  5. Penyimpanan bahan sebaiknya dalam botol induk yang berukuran besar dan dapat pula menggunakan botol berkran. Pengambilan bahan kimia dari botol sebaiknya secukupnya saja sesuai kebutuhan praktikum pada saat itu. Sisa bahan praktikum disimpam dalam botol kecil, jangan dikembalikan pada botol induk. Hal ini untuk menghindari rusaknya bahan dalam botol induk karena bahan sisa praktikum mungkin sudah rusak atau tidak murni lagi.
  6. Bahan disimpan dalam botol yang diberi simbol karakteristik masing-masing bahan.
Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan dan diterapkan oleh pengguna laboratorium selama penggunaan laboratorium dan untuk tetap menjaga kebersihan laboratorium adalah sebagai berikut :
  • Setiap pengguna lab harus menjaga area tempat kerja/ meja laboratorium dan sekitarnya bersih dan bebas dari barang-barang yang tidak diperlukan untuk praktikum tersebut.
  • Buatlah area tempat kerja dan sekitarnya tetap bersih dan rapih selama praktikum berlangsung sampai pada akhir praktikum. 
  • Jangan  menutup  saluran  wastafel/sink  dengan  sisa bahan praktikum/kotoran. 
  • Jangan melakukan aktivitas yang menghalangi jalan keluar atau peralatan yang berfungsi untuk keadaan gawat darurat.
  • Perhatikan semua alat yang akan digunakan sebelum memulai praktikum, bila ada kerusakan (retak, patah atau lainnya), laporkan pada petugas dan jangan menggunakan peralatan yang rusak untuk praktikum
  • Jangan membuang sisa zat kimia ke dalam wastafel atau tempat sampah.
  • Tempatkan   bahan-bahan   kimia   sisa   pada   tabung khusus sesuai dengan label yang telah diberikan. Jangan mencampurkan buangan zat-zat kimia sembarangan.
  • Buanglah barang-barang yang sudah dipakai seperti pecahan kaca, sarung tangan, kertas tissue, atau alat- alat tajam (shyring, dll), segera pada wadah/kontainer yang disedikan sesuai label yang telah diberikan.
  • Membersihkan ruang kerja dan beberapa fasilitasnya, terutama perabot, seperti meja kerja/praktikum, lemari penyimpanan alat dan bahan juga termasuk ke dalam pekerjaan perawatan fasilitas laboratorium. Perawatan fasilitas laboratorium berupa perabotan relatif mudah dilakukan. Meja kerja dibersihkan dengan kain basah untuk menghilangkan debu dan tumpahan zat.
Dari penjelasan di atas dapat kita ketahui bahwa sangat penting menjaga kebersihan laboratorium selama praktikum sampai dengan praktikum selesai. Terutama dalam penggunaan zat, setelah digunakan harap diletakkan kembali ke tempatnya. Akan tetapi dari foto berikut ini dapat kita lihat bahwa zat-zat yang telah digunakan dibiarkan begitu saja di meja laboratorium dan tidak diletakkan kembali ke tempat yang seharusnya. Adapun zat-zat yang telah digunakan dan tidak disimpan kembali pada tempatnya dapat membahayakan praktikan serta dapat mengganggu aktifitas praktikan seperti tersenggol hingga terjatuh yang mengakibat praktikan terkena dengan zat yang mungkin saja berbahaya. Ataupun zat tersebut dapat mencemari udara karena dapat terhirup oleh praktikan yang lainnya. Hal tersebut akan memperbesar resiko kecelakaan saat praktikum yang dapat membahayakan praktikan yang lainnya. Untuk itu, demi keselamatan dan memperkecil resiko saat praktikum ataupun setelah praktikum, alangkah baiknya jika setelah menggunakan zat dapat dikembalikan atau disimpan ke tempatnya semula yang telah disusun sesuai dengan cara penyimpanan zat.

Untuk memberdayakan laboratorium diperlukan beberapa keterampilan. Salah satu keterampilan tersebut adalah dapat menata, mengadministrasikan, dan menginventarisasi alat dan bahan.
Pengelolaan laboratorium kimia berkaitan dengan pengelola dan pengguna, fasilitas laboratorium (bangunan, peralatan laboratorium, bahan kimia), dan aktivitas yang dilaksanakan di laboratorium yang menjaga keberlanjutan fungsinya.
            Penataan dan penyimpanan alat didasarkan pada keadaan laboratorium yang ditentukan oleh fasilitas, susunan laboratorium, keadaan alat, dan kepentingan pemakai ditentukan berdasarkan kemudahan dicari dan dicapai, serta keamanan dalam penyimpanan dan pengambilannya. Berdasarkan keadaan alat, maka alat dapat dikelompokkan atas jenis alat, jenis bahan pembuat alat, seberapa sering alat tersebut digunakan, atau jenis percobaan.
       Alat dan bahan yang ada hendaknya diletakkan ketempat semula setelah selesai digunakan dan dibersihkan sehingga tetap awet dan tidak mengundang terjadinya bahaya.
Penyimpanan peralatan harus memperhitungkan pula pola penggunaan, untuk alat-alat yang tingkat penggunaannya tinggi sebaiknya disimpan pada tempat yang paling depan atau mudah untuk dijangkau, sedangkan untuk peralatan yang jarang dipakai simpan pada tempat yang lebih jauh.
Aspek lain dari penyimpanan adalah kondisi khusus dari alat-alat tertentu, seperti elektroda pH meter yang harus selalu berada dalam kondisi tercelup pada larutan garam jenuh (KCl) atau setidaknya dengan aquades. Bila dibiarkan kering elektroda gelas mudah rusak atau kehilangan sensitifitas.







Dapat kita lihat pada susunan rak di atas, di mana tata letak ataupun susunannya tidak teratur, seharusnya bagian corong di gabungkan dengan bagian corong, bagian elemeyer di gabungkan dengan elemeyer begitu pun dengan yang lain, dan tata letaknya harus seimbang supaya jika waktu mendorong zat, zatnya ataupun alatnya tidak berantakan dan jatuh, intinya tata letak alat-alat atau pun zat pada meja dorong tersebut harus dirapikan berdasarkan bentuk, dan ukurannya.


Laboratorium merupakan salah satu sarana yang digunakan didunia pendidikan dan kesehatan. Didalam laboratorium ada banyak kita tahu alat-alat dan bahan-bahan yang harus mendukung praktikan untuk dapat melakukan setiap percobaannya.Agar dapat melakukan praktikum di laboratorium banyak praktikan yang mengharapkan kondisi ruangan yang bersih, air yang steril, alat dan bahan yang lengkap.Namun melihat kondisi seperti gambar diatas sepertinya apa yang diinginkan oleh praktikan sangat jauh dari harapan. Seperti contoh bak untuk mencuci alat dan bahan serta mencuci tangan setiap praktikan melakukan praktikum. Dimana bak kecil yang ada di laboratorium sepertinya tidak pernah digunakan atau jarang dibersihkan oleh praktikan yang melakukan praktikum.

2 komentar:

  1. dari sekian permasalahan diatas, dan sudah bertahun itu terjadi, bagaimana cara kita sebagai pengelola lab, mengubah keadaan yang buruk tersebut menjadi ke keadaan yang sempurna, maksudnya bagaimana cara kita merobah lab tersebut menjadi berbeda 180 derajat lebih baik, dan kesalahan-kesalahan tersebut tidak akan terulang lagi,????

    BalasHapus
  2. menurut saya kita tidak bisa mengubah keadaan lab 180 derajat . tetapi kita bisa memperbaiki keadaan yang seperti ini secara bertahap sedikit-sedikit namun pasti. mulai dari hal yang sepele seperti kotak p3k, tong sampah maupun kerapian alat serta kelengkapan kecil lainnya.
    hal2 yang sepele ini lah sebenarnya adalah penunjang utama fasiitas labor agar terciptanya labor yang aman, nyaman, dan bersih.

    sebagai pengelola lab tentu saja kita harus teliti dalam menjaga serta membenahi lab. memberi teguran atau peraturan bagi pengguna lab agar bertanggung jawab atas zat2 yang sudah di pakai, serta menjaga kebersihan lab bagi pengguna.
    dan tentu saja semua peraturan itu harus di taati bersama agar kesalahan2 seperti yang anda sebutkan tadi tidak terulang lagi.

    BalasHapus