Nama : Atikatul Mutmainah
Nim : A1C111065
Mata Kuliah : Pengelolaan Laboratorium Kimia
Kredit : 2 SKS
Dosen : Dr. Syamsurizal, M.Si
Hari/Tanggal :
Kamis, 01 Mei 2014 s/d 07 Mei 2014 (24.00 WIB)
Soal :
1.
Jelaskan manajemen standar laboratorium
kimia yang ideal!
2.
Buatlah rubrik penilaian praktikum
secara umum! Tentukan kategori praktikum berhasil atau tidak berdasarkan rubrik
yang anda buat!
3.
Buatlah desain laboratorium yang
inovatif utk pembelajaran pada jenjang sekolah menengah atas!
4.
Buatlah rubrik penilaian untuk
jurnal dan laporan praktikum secara umum!
5.
Jelaskan mengapa pentingnya
manajemen laboratorium dalam kaitannya dengan kurikulum 2013! (kata kunci :
produktif, inovatif dan kreatif)
6.
Jelaskan perbedaan yang mendasar
pada laboratorium jenjang sekolah dasar dan sekolah menengah pertama!
Jawab :
1.
Manajemen baku laboratorium kimia yang
ideal adalah
Manajemen baku
laboratorium menurut pendapat Terry
terdiri dari perencanaan, pengorgani-sasian, pelaksanaan, dan pengawasan.
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan
laboratorium kimia meliputi perencanaan dan pemeliharaan alat-alat dan
bahan-bahan serta sarana / prasarana, perencanaan kegiatan yang akan
dilaksana-kan, serta rencana pengembangan lab. Beberapa hal yang perlu
direncanakan dalam manajemen laboratorium adalah :
a. Pengadministrasian Alat-alat dan
Bahan-bahan Laboratorium
Tujuan pengadministrasian alat-alat
dan bahan-bahan lab ini adalah agar dapat dengan mudah diketahui : (1) jenis
alat atau bahan yang ada, (2) jumlah masing-masing alat dan bahan, (3) jumlah
pembelian atau tambahan, dan (4) jumlah yang pecah, hilang, atau habis
(Depdikbud, 1979 : 41).
Untuk keperluan pencatatan alat dan
bahan lab ini diperlukan format atau buku perangkat administrasi yang meliputi :
Buku
inventaris alat dan bahan sebaiknya dibuat
dari buku tulis folio yang diberi kolom-kolom, yaitu nomor katalog (dilihat
dalam buku katalog alat pendidikan kimia, untuk mempermudah pengecekan), ukuran, nama alat /
bahan, merk / type, produsen (pabrik pembuatnya), asal / tahun, tahun penggunaan,
jumlah, baik / rusak (jumlah masing-masing alat / bahan yang baik atau rusak).
Kartu
stok berguna untuk mengetahui jumlah alat / bahan yang tersedia ketika
diperlukan dan dapat mengetahui tempat penyimpanan alat / bahan itu. Kartu ini
dibuat dari sepotong kertas / karton dengan warna yang berbeda-beda untuk
setiap kelompok alat. Satu kartu stok untuk satu jenis alat / bahan.
Label sebaiknya
ditempelkan pada tempat penyimpanan alat
/ bahan (almari, laci, rak). Adanya label mempercepat pengambilan maupun
pengembalian alat / bahan.
Kartu
/ formulir permintaan / peminjaman alat / bahan diisi oleh guru
sebelum melakukan kegiatan lab sebagai pesanan alat / bahan yang diserahkan
kepada laboran sekitar satu minggu sebelumnya, sehingga laboran memiliki waktu
yang cukup untuk mem-persiapkannya.
Buku
catatan harian bertujuan untuk mengetahui kejadian-kejadian selama
berlang-sungnya kegiatan lab, seperti adanya alat yang rusak / hilang,
percobaan yang gagal, se-hingga dapat digunakan sebagai dasar tindak lanjut
penyelesaiannya. Buku ini diletakkan di lab dan harus diisi oleh setiap guru
yang melakukan praktikum di lab dan sebulan sekali diperiksa Kepala Sekolah.
Kartu alat / bahan yang rusak diisi ketika terdapat alat atau bahan yang
rusak, juga alat yang pecah bahkan yang retak. Kartu ini merupakan dasar untuk
pemesanan alat / bahan yang harus dibeli di tahun pelajaran baru jika ada
anggaran yang direncanakan.
Kartu
reparasi digunakan untuk mencatat hal-hal yang berkaitan dengan
alat yang direparasi. Melalui kartu ini dapat diketahui kapan terjadi kerusakan
dan kapan direparasi, jenis kerusakan, dan komponen yang diganti / diperbaiki.
Daftar alat / bahan yang sesuai dengan LKS terdiri atas
kolom-kolom jumlah alat / bahan yang diperlukan untuk setiap LKS dan jumlah
yang tersedia setiap tahun.Daftar ini mempermudah kita dalam mengetahui apakah
suatu LKS dapat dilaksanakan / tidak dan metode apa yang diterapkan.
Jadwal
kegiatan laboratorium sebaiknya disesuaikan dengan jadwal
pelajaran di kelas. Hal ini sesuai dengan fungsi praktikum, yaitu memantapkan
pemahaman konsep yang diajarkan di kelas. Bagi sekolah yang memiliki banyak
kelas, jadwal praktikum harus dibuat sedemikian rupa agar tidak terjadi
tumbukan antara kelas yang satu dengan yang lain. Penyusunan jadwal praktikum
biasanya dilakukan oleh penanggung jawab teknis laboratorium.
Program
semester kegiatan laboratorium dibuat masing-masing guru kimia pada awal
semester untuk menentukan kapan kegiatan praktikum akan dilakukan selama satu
semester. Program ini berkaitan erat dengan jadwal penggunaan lab dan persiapan
alat / bahan yang akan digunakan.
b. Pengadaan Alat / Bahan Laboratorium
Untuk melengkapi atau mengganti alat /
bahan kimia / IPA yang rusak, hilang, atau habis dipakai diperlukan pengadaan.
Sebelum pengusulan pengadaan alat / bahan, maka perlu dipikirkan : (1)
percobaan apa yang akan dilakukan, (2) alat / bahan apa yang akan dibeli
(dengan spesifikasi jelas), (3) ada tidaknya dana / anggaran, (4) prosedur
pembelian (lewat agen, langganan, beli sendiri), dan (5) pelaksanaan pembelian
(biasanya awal tahun pelajaran baru) (Depdikbud, 1999 : 32).
c. Alokasi Dana Laboratorium
Bagi sekolah Negeri, sumber dana
sekolah dibagi menjadi dua, yaitu dana dari Pemerintah yang umumnya berupa dana
rutin (biaya operasional dan perawatan fasilitas) dan dana dari masyarakat yang
dapat berasal dari orang tua peserta didik maupun sumbangan masyarakat luas /
dunia usaha (Depdikbud, 1999 : 95).
Dana laboratorium diperoleh dari
proyek OPF (Operasional dan Perawatan Fasilitas) yang dituangkan dalam APBS
(Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah) yang disediakan untuk membiayai
kegiatan yang bersifat teknis edukatif dan kegiatan penunjang proses
belajar-mengajar.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Organisasi laboratorium adalah suatu sistem kerja sama dari kelompok
orang, barang, atau unit tertentu tentang laboratorium untuk mencapai tujuan
(Sudaryanto, 1998 : 5) Mengorganisasikan laboratorium berarti menyusun
sekelompok orang / petugas dan sumber daya lain untuk melaksanakan suatu
rencana atau program dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan
cara yang berdaya guna terhadap laboratorium. Pengorgani-sasian
laboratorium meliputi pengaturan dan pemeliharaan alat-alat dan bahan-bahan
laboratorium, pengadaan alat-alat dan bahan-bahan, dan menjaga kedisiplinan dan
kesela-matan laboratorium.
Adapun struktur
organisasi laboratorium kimia dapat digambar-kan sebagai berikut :
a. Penyimpanan Alat / Bahan Laboratorium
Setelah Pemeliharaan
Penyimpanan alat / bahan kimia / IPA
dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, yaitu : (1) alat / bahan yang
sering dipakai, (2) alat / bahan dimana peserta didik diijinkan untuk mengambil
sendiri, seperti beaker glass, gelas
ukur, pipet, larutan encer garam, asam, basa, (3) alat / bahan yang jarang
dipakai, dan (4) alat / bahan yang berbaha-ya, seperti alat yang peka, mahal,
dan mudah rusak, dan bahan yang beracun, radioaktif, mudah terbakar / meledak.
Penyimpanan masing-masing alat / bahan
tergantung pada keadaan dan susunan lab, serta fasilitas ruangan (termasuk luas
sempitnya lab). Alat / bahan yang sering digunakan sebaiknya diletakkan di
almari yang dapat dibuka dan diambil sendiri oleh peserta didik, sehingga
efisien waktu dan tenaga. Namun jika pertimbangan keamanan dan kedisi-plinan
peserta didik diragukan, maka jumlah yang tersedia dibatasi.
b. Disiplin di Laboratorium
Dalam rangka
menjaga keamanan dan keselamatan kerja di laboratorium, maka penegakan disiplin
bagi semua yang terlibat harus diterapkan, baik itu peserta didik, guru,
laboran, maupun asisten (jika ada). Kebebasan memang diperlukan bagi peserta
didik yang berpraktikum, namun kebebasan yang dimaksud bukan kebebasan tanpa
batas. Hal ini disebabkan di dalam laboratorium sangat banyak alat / bahan yang
berbahaya jika diguna-kan tanpa disiplin sesuai aturan penggunaan alat / bahan
yang bersangkutan. Jika hanya kerusakan alat atau kelebihan pemakaian bahan
mungkin masih dapat ditoleransi, namun jika yang terjadi kesalahan pemakaian
alat / bahan yang menimbulkan kebakaran / ledakan atau bahaya lainnya akan
sangat fatal akibatnya.
Pelanggaran
terhadap tata tertib yang berlaku perlu diberikan sanksi, mulai dari peringatan
secara halus, peringatan keras, sampai pada pelarangan mengikuti praktikum
maupun mengikuti pelajaran di sekolah (scorsing).
Selain tata tertib untuk peserta didik, juga ada peraturan semacam tata tertib
untuk guru. Sebenarnya tata tertib untuk peserta didik sebagian juga berlaku
untuk guru, seperti larangan makan dan minum di lab, merokok.
3. Pelaksanaan (Actuating)
Kegiatan
laboratorium kimia / IPA diartikan sebagai kegiatan yang berkaitan dengan pengamatan
atau percobaan yang menunjang kegiatan belajar-mengajar kimia / IPA. Untuk
melaksanakan kegiatan laboratorium kimia / IPA perlu perencanaan secara
sistematis agar dicapai tujuan pembelajaran secara optimal (Depdikbud, 1999 :
13).
Adapun
langkah-langkah pelaksanaan kegiatan laboratorium kimia / IPA adalah :
a. Setiap guru IPA
pada awal semester / tahun pelajaran baru sebaiknya menyusun program semester /
tahunan sesuai kegiatan lab yang ditandatangani Kepala Sekolah. Tujuan
penyusunan program ini adalah mengidentifikasi kebutuhan alat / bahan yang
dibutuhkan untuk kegiatan praktikum selama satu semester / tahunan dan menyusun
jadwal bagi penanggung jawab teknis untuk ketiga mapel (Kimia, Fisika, Biologi)
agar tidak terjadi tumbukan dalam pemakaian lab. Selain itu berguna untuk
keperluan supervisi / pengawasan bagi Kepala Sekolah.
b. Setiap akan
melaksanakan praktikum, setiap guru sebaiknya mengisi format permintaan /
peminjaman alat / bahan yang kemudian diserahkan kepada laboran minimal
seminggu sebelum pelaksanaan, sehingga laboran secara dini dapat mempersiapkan
dan mengecek ada tidaknya alat / bahan yang dibutuhkan.
c. Setelah kegiatan
lab selesai sebaiknya guru mengisi buku harian untuk mengetahui
kejadian-kejadian selama kegiatan lab serta untuk keperluan supervisi.
d. Alat / bahan
yang telah selesai digunakan segera dibersihkan dan disimpan kembali di tempat
semula.
Dalam kegiatan
praktikum, penilaian terhadap hasil belajar peserta didik harus dilakukan, baik
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor.
Aspek kognitif, biasanya
dilakukan melalui pre-test sebelum praktikum diadakan, bisa dilakukan secara
lisan maupun tertulis, tergantung waktu yang tersedia. Pre-test terutama
dilakukan untuk mengetahui sejauhmana pemahaman peserta didik terhadap konsep
yang akan dipraktikumkan. Sebaiknya pre-test tidak berisi pertanyaan teoretis,
tetapi lebih difokuskan pada konsep yang berkaitan dengan praktikum.
Penilaian dari aspek afektif dapat dilakukan
guru dengan menggunakan lembar observasi khusus yang telah dipersiapkan guru
yang berisi nilai-nilai atau sikap yang harus dimiliki oleh seorang praktikan,
seperti kejujuran menulis data percobaan, kebersihan, dan teliti dalam
pengamatan.
Penilaian aspek psikomotor adalah yang
utama dalam suatu praktikum, karena salah satu tujuan utama praktikum adalah
melatih keterampilan dan mengukur penguasaan teknik peserta didik dalam
menggunakan alat / bahan kimia / IPA ketika melaksanakan praktikum. Penilaian
ini dapat dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiap-kan
sebelumnya oleh guru yang meliputi aspek-aspek penting yang harus dikuasai
peserta didik dalam melaksanakan suatu mata praktikum. Dengan demikian, setiap
mata praktikum akan memiliki tekanan aspek psikomotor yang berbeda.
Secara umum,
dalam praktikum guru terutama menilai keterampilan peserta didik dalam
menggunakan alat / bahan, ketepatan, baik dalam hal ketepatan pemilihan alat,
pengambilan data yang tepat, pengendalian variabel, perumusan hipotesis dan
pengujian-nya, serta penyimpulan berdasarkan data yang diperoleh, dan
ketelitian yang sangat menentukan keberhasilan praktikum yang berupa pembuktian
kebenaran suatu konsep (Ratna Wilis Dahar, 1986 : 5.22).
4. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan atau
sering disebut pula supervisi ditentukan oleh apa yang telah dilakukan, yaitu
evaluasi terhadap tindakan dan bila perlu menggunakan pengukuran koreksi
sehingga tindakan tersebut sesuai dengan rencana (Terry, 1977 : 481). Ada
beberapa prinsip dasar pengawasan yang harus diterapkan agar manajemen
laboratorium menjadi baik, yaitu :
1. Pengawasan
bersifat membimbing dan membantu mengatasi kesulitan dan bukan mencari
kesalahan. Kepala Sekolah harus menfokuskan perhatian pada usaha mengatasi
hambatan yang dihadapi guru, bukan sekedar mencari kesalahan. Kekeliruan guru
harus disampaikan Kepala Sekolah sendiri dan tidak di depan orang lain.
2. Bantuan dan
bimbingan diberikan secara tidak langsung, artinya diupayakan agar yang
bersangkutan mampu mengatasi sendiri, sedangkan Kepala Sekolah hanya membantu.
Hal ini penting untuk menumbuhkan kepercayaan diri yang pada akhirnya
menumbuhkan motivasi kerja yang lebih baik.
3. Balikan atau
saran perlu segera diberikan, agar yang bersangkutan dapat memahami dengan jelas
keterkaitan antara balikan dan saran tersebut dengan kondisi yang dihadapi.
Dalam memberikan balikan sebaiknya dalam bentuk diskusi, sehingga terjadi
pembahasan terhadap masalah yang terjadi secara bersama.
4. Pengawasan
dilakukan secara periodik / berkala, artinya tidak menunggu sampai terjadi
hambatan. Jika tidak ada hambatan, kehadiran Kepala Sekolah akan dapat
menumbuh-kan dukungan moral bagi guru yang sedang mengerjakan tugas.
Pengawasan dilaksanakan dalam suasana
kemitraan, agar guru dengan mudah dan tanpa takut menyampaikan hambatan yang
dihadapi, sehingga dapat segera dicari jalan keluarnya. Suasana kemitraan juga
akan menumbuhkan hubungan kerja yang harmonis, sehingga tercipta tim kerja yang
kompak.
2.
Buatlah rubrik penilaian praktikum
secara umum! Tentukan kategori praktikum berhasil atau tidak berdasarkan rubrik
yang anda buat!
RUBRIK PENILAIAN :
No
|
Instrumen yang dinilai
|
Aspek penilaian
|
Skor
|
|||
4
Sangat baik
|
3
Baik
|
2
Kurang baik
|
1
Tidak baik
|
|||
1
|
Tahap persiapan
|
Asistensi
|
Asisten dosen mengadakan asistensi praktikum 3
minggu sebelum praktikum
|
Asisten dosen mengadakan asistensi praktikum 2
minggu sebelum praktikum
|
Asisten dosen mengadakan asistensi praktikum 1
minggu sebelum praktikum
|
Tidak diadakan asistensi
|
Pengebonan zat
|
Dilakukan pengebonan zat dengan
sebelumnya telah mempunyai skill dan pemahaman tentang cara pembuatan zat,
pengenceran larutan dan sebagainya. Serta dibimbing oleh asisten dan
pengelola lab.
|
Dilakukan pengebonan zat dengan
sebelumnya telah memiliki pengetahuan tentang cara pembuatan larutan,
pengenceran larutan dan sebagainya.
|
Dilakukan pengebonan zat tanpa
pengetahuan sehingga masih banyak bertanya
|
Tidak dilakukan pengebonan zat karna
tidak adanya pengetahuan dan skill siswa untuk mengebon zat dan semuanya
dilakukan oleh asisten dosen ataupun laboran dalam melakukan pengebonan zat
|
||
Ketersedian alat dan bahan
|
Alat dan bahan praktikum tersedia
dengan lengkap dan telah dipersiapkan pada hari sebelum praktikum
dilaksanakan
|
Alat dan bahan praktikum telah
dipersiapkan pada hari sebelumnya namun kurang lengkap sehingga memodifikasi
alar atau bahan yang sejenis dan praktikum tetap dapat dilaksanakan
|
Alat dan bahan tidak lengkap dan
tidak ada alat dan bahan pengganti yang sesuai namun tetap memaksakan
praktikum untuk dilaksanakan
|
Alat dan bahan tidak lengkap dan
tidak dapat dilaksanakan
|
||
Pre-test(standart kelulusan 65)
|
Pre-test dilakukan setiap kali
praktikum dengan soal yang berkaitan dengan judul praktikum yang bersifat
analisis serta berupa pengetauan yang mendukung untuk melakukan praktikum. Bagi
yang tidak lulus praktikum tidak diperbolehkan mengikuti praktikum.
|
Soal pre test bersifat analisis
namun dilakukan tidak rutin dan bagi
yang tidak lulus praktikum tidak diperbolehkan mengikuti praktikum.
|
Pre-test dilakukan tidak rutin.
Soal pre-test bersifat hafalan. Yang tidak lulus pre-test tidak diperbolehkan
mengikuti praktikum.
|
Soal pre test bersifat hafalan. Di
lakukan tidak rutin, yang tidak lulus pre test diperbolehkan masuk.
|
||
Keselamatan kerja
(jas lab, masker, kacamata, sarung tangan, sepatu)
|
Menggunakan perlengkapan
keselamatan kerja lengkap dari awal hingga akhir praktikum
|
Menggunakan perlengkapan
keselamatan kerja hanya pada saat akan beraktivitas dengan zat.
|
Perlengkapan keselamatan kerja
tidak digunakan secara lengkap selama bekerja dan berada di laboratorium.
|
Tidak menggunakan perlengkapan
keselamatan kerja lengkap selam bekerja dan berada di dalam laboratorium.
|
||
2
|
Pelaksanaan
|
Keterampilan proses sains (sikap
ilmiah)
|
Secara beurutan sikap ilmiah
dilakukan selama praktikum dan mencatanya.
|
Melakukan pengamatan, melaksanakan
praktikum dan menganalisa hasil praktikum namun tidak mencatatnya.
|
Hanya melakukan pengamatan dan
mencatat data pengamatan namun tidak menganalisis.
|
Hanya mengamati jalannya praktikum.
|
Membersikan alat dan lab setelah
selesai praktikum
|
Alat yang digunakan dicuci dengan
besih dan dikembalikan ke tempatnya masing-masing dengan jumlah yang dipinjam
sama denagn jumlah yang dikembalikan
|
Membersihkan, mengumpukan kembali
dan menata alat-alat yang telah digunakan serta melaporkan kondisi alat yang
pecah ataupun rusak selama praktikum kepada asdos/laboran.
|
Membersihkan dan menata kembali
alat-alat yang digunakan selama praktikum namun tidak melaporkan kondisi alat
yang rusak kepada asisten dosen ataupun laboran
|
Membersihkan alat-alat yang telah digunakan
selama praktikum namun tidak menatanya kembali pada lemari alat karena
beranggapan alat tersebut akan digunakan kembali oleh yang lain
|
||
Post-test
|
Dilakukan post-test setiap kali
selesai praktikum. Soal post test bersifat analisis terhadap hasil percobaan.
Standar kelulusan 65. Yang tidak lulus post-test diberikan tugas tambahan.
|
Dilakukan post-test tidak setiap
kali praktikum. Soal post test bersifat analisis terhadap hasil percobaan.
Standar kelulusan 65. Yang tidak lulus post-test diberikan tugas tambahan.
|
Post-test hanya kadang-kadang dilakukan. Soal post test tidak bersifat analisis terhadap
hasil percobaan. Standar kelulusan 65. Yang tidak lulus post-test diberikan
tugas tambahan.
|
Tidak dilakukan post-test setiap
kali selesai praktikum.
|
||
3
|
Pelaporan
|
Laporan data pengamatan sementara
|
Memberikan laporan data hasil
pengamatan sementara kepada asisten secara tertulis
|
Hanya melaporkan data hasil pengmatan
secara lisan
|
Hanya kadang-kadang memberikan
laporan data pengamatan.
|
Tidak melaporkan data hasil
pegamatan sementara.
|
Laporan praktikum
|
Membuat laporan praktikum sesuai
format yang diberikan. Melaporkan sesuai dengan pengamatan yang dilakukan. Dikumpulkan
setiap 1 minggu sekali.
|
Membuat laporan praktikum sesuai
format yang diberikan, tetapi tidak dikumpulkan setiap 1 minggu sekali.
|
Membuat laporan praktikum sesuai
format yang diberikan, tetapi dikumpulkan setelah semua judul praktikum
dilakukan.
|
Tidak membuat laporan praktikum
|
||
Laporan kerusakan alat dan
mengganti kerusakan alat selama pelaksanaan praktikum
|
Melaporkan kerusakan alat dan
menggantinya setiap kali terjadi kerusakan alat dalam praktikum
|
Melaporkan kerusakan alat tetapi
tidak menggantikannya.
|
Kadang-kadang melaporkan
kerusakan alat kepada asisten
|
Tidak melaporkan kerusakan alat
dan tidak menggantinya setiap kali terjadi kerusakan alat dalam praktikum
|
Keberhasilan
praktikum: jumlah skor / 40 x
100%
Kriteria keberhasilan:
Berhasil
|
>80 %
|
Tidak berhasil
|
< 75 %
|
3. Buatlah desain laboratorium yang inovatif utk pembelajaran pada
jenjang sekolah menengah atas!
DESAIN
LAB SMA YANG INOVATIF
4. Buatlah rubrik penilaian untuk jurnal dan laporan praktikum secara
umum!
RUBRIK
PENILAIAN JURNAL DAN LAPORAN PRAKTIKUM
No
|
Aspek
|
Skor
|
Keterangan
|
1
|
Judul percobaan
|
0
1
2
|
Judul percobaan tidak ditulis.
Judul percobaan ditulis tetapi tidak tepat/sesuai
dengan tema praktikum.
Judul percobaan ditulis dan tepat.
|
2
|
Tujuan percobaan
|
2
2
|
Ditulis seperti pada petunjuk praktikum.
Tujuan ditulis dalam bentuk ABCD (audience,
behaviour, condition, and degree)
|
3
|
Rumusan masalah
|
0
2
5
|
Rumusan masalah tidak ditulis.
Rumusan masalah ditulis tetapi tidak mengarah pada
hubungan variabel manipulasi dan respon.
Rumusan masalah ditulis dan mengarah pada hubungan
variabel manipulasi dan respon.
|
4
|
Dasar teori
|
5
10
15
|
Memuat teori tetapi kurang relevan dengan meteri
praktikum asam-basa.
Memuat secara singkat teori yang relevan dengan
meteri praktikum.
Memuat secara lengkap teori yang relevan dengan
meteri praktikum.
|
5
|
Alat dan bahan
|
2
5
|
Alat dan bahan ditulis namun tidak disertai dengan
jumlah.
Alat dan bahan ditulis lengkap disertai dengan
jumlah dan ukuran.
|
6
|
Prosedur kerja
|
1
2
5
10
|
Ditulis seperti petunjuk pada praktikum (menggunakan
kata perintah).
Ditulis dengan menggunakan kata kerja bukan kata
perintah).
Ditulis lengkap tanpa alur kerja.
Ditulis lengkap beserta alur kerja.
|
7
|
Data pengamatan
|
5
7
|
Data yang ditulis hanya kondisi sesudah perlakuan
(setelah diberi indikator alami).
Data yang ditulis mencakup kondisi sebelum dan
sesudah perlakuan.
|
8
|
Diskusi dan pembahasan
|
10
20
25
|
Membahas hasil pengamatan tanpa menghubungkan dengan
dasar teori.
Mengubungkan hasil pengamatan dengan dasar teori
namun tidak lengkap.
Menghubungkan hasil pengamatan dengan dasar teori
dan dilengkapi dengan bagan serta paragraf yang mengarah pada simpulan.
|
9
|
Simpulan
|
5
10
|
Simpulan sesuai dengan hasil praktikum tetapi tidak
mengarah pada tujuan praktikum.
Simpulan sesuai dengan hasil praktikum dan mengarah
pada tujuan praktikum.
|
10
|
Daftar pustaka
|
2
3
5
|
Tidak semua sumber pustaka ditulis.
Semua sumber pustaka ditulis namun ada satu atau
lebih sumber pustaka yang tata tulisannya kurang benar.
Semua sumber pustaka ditulis dan susunannya benar.
|
11
|
Jawaban petanyaan
|
5
|
Semua pertanyaan yang ada dijawab dengan benar.
|
12
|
Laporan sementara
|
0
5
|
Laporan sementara tidak dilampirkan.
Laporan sementara dilampirkan.
|
13
|
lampiran
|
0
3
|
Lampiran foto praktikum (sebelum dan sesudah
praktikum) tidak dilampirkan.
Lampiran foto praktikum dilampirkan.
|
14
|
Ketepatan waktu mengumpulkan laporan
|
0
1
3
5
|
Laporan menyerahkannya lebih dari satu minggu
terlambat
Sampai satu minggu terlambat
Sampai dengan dua hari terlambat
Menyerahkan laopran tepat waktu
|
5.
Jelaskan mengapa pentingnya manajemen
laboratorium dalam kaitannya dengan kurikulum 2013! (kata kunci : produktif,
inovatif dan kreatif)
Pentingnya manajemen
laboratorium dalam kaitannya dengan kurikulim 2013 adalah : kurikulum 2013 erat
kaitannya dengan metode scientifis dimana siswa dituntut untuk bisa mengamati,
menalar, melakukan percobaan, mencatat, mengelompokkan, menarik kesimpulan,
mengkomunikasikan dan banyak lainnya lagi sedangkan siguru sebagai fasilitator
proses berjalannya hal-hal tuntutan dari kurikulum 2013 tersebut. Kurikulum 2013
membutuhkan sarana prasaran yang baik seperti laboratorium yang lengkap.
Praktikum sebagai
wadah pendekatan ilmiah, para ahli meyakini cara yang terbaik untuk belajar pendekatan
ilmiah adalah dengan menjadikan siswa tersebut sebagai sesosok ilmuan yang
memecahkan dan mencari masalah sendiri,. Pembalajaran sain dilaksanakan untuk
menumbuhkan kemapuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya
sebagai aspek kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran sain yang
ditekankan oleh kurikulum berorintasi pada pemberian pengalaman belajar secara
langsung melalui pengunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap
ilmiah. Untuk mencapai itu sendiri pengelolaan laboratorium menjadi hal yang
sangat penting. Manajemen lab yang sangat baik akan mendukung tercapainya
tuntutan ataupun sasaran dari kurikulum 2013 yaitu dengan menghasilkan siswa/i
yang produktif, inovatif, dan kreatif.
6.
Jelaskan perbedaan yang mendasar pada
laboratorium jenjang sekolah dasar dan sekolah menengah pertama!
Perbedaan yang mendasar pada lab SD dan SMP terletak pada desain ruangan dan sistematika pelaksanaan
praktikum.
Ø Pada lab SD ruangan didesain sedemikian rupa dengan kondisi
semua alat dan bahan terletak dalam ruangan khusus dan hanya guru pendamping
yang bisa keluar masuk ruangan tersebut. Praktikum lebih banyak melakukan
demonstrasi oleh guru karena untuk tingkat SD mereka belum depersiapkan untuk
dapat melakukan kegitan praktikum secara mandiri,itu dikarenakan anak-anak pada
rentang usia SD masih belum memahami bahaya ataupun resiko yang ada
disekelilingnya, mereka cendrung lebih sulit untuk diarahkan.
Ø Sedangkan pada laboratorium SMP, alat – alat dan bahan tetap
diletakkan diruangan khusus namun siswa memiliki izin untuk akses keluar masuk
ruangan tersebut, dan tetap diawasi oleh guru pendampingnya. Alat – alat yang
tidak berbahaya seperti bahan-bahan peraga : tengkorak-tengkorakan, patung
lidah, mulut, mata dan banyak yang lain di tata rapi diruangan utama (ruangan
praktikum). Untuk pelaksanaan praktikum siswa SMP sudah diberikan wewenang untuk
praktikum mandiri namun tentunya didampingi oleh gurunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar